1.a.1 Pemahaman PSAK
Indonesia
telah memiliki sendiri standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Prinsip
atau standar akuntansi yang secara umum dipakai di Indonesia tersebut lebih
dikenal dengan nama Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK disusun
dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia adalah
organisasi profesi akuntan yang ada di Indonesia. Standar
akuntansi yang di Indonesia dikenal dengan nama PSAK (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan) tersebut merupakan seperangkat standar yang mengatur
tentang pelaksanaan akuntansi di dunia bisnis di Indonesia. Standar-standar
tersebut selain ditujukan untuk mengatur perlakuan akuntansi dari awal sampai
ke tujuan akhirnya yaitu untuk pelaporan terhadap pengguna, standar-standar
tersebut juga meliputi pedoman perlakuan akuntansi mulai dari perolehan,
penggunaan, sampai dengan saat penghapusan untuk setiap elemen-elemen
akuntansi. Standar-standar tersebut juga mengatur tentang pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pelaporan atas keuangan perusahaan.
Sebagai
suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan merupakan
suatu kemutlakan bagi setiap perusahasan dalam membuat laporann keuangan. Namun paling tidak dapat memastikan bahwa
penempatan unsur-unsur atau elemen data ekonomi harus ditempatkan pada posisi
yang tepat agar semua data ekonomi dapat tersaji dengan baik, sehingga dapat
memudahkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menginterpretasikan dan
megevaluasi suatu laporan keuangan guna mengambil keputusan ekonomi yang baik
bagi tiap-tiap pihak.
1.a.2 Pemahaman Standardisasi
Standardisasi
adalah proses pembentukan standar teknis , yang bisa menjadi standar
spesifikasi , standar cara uji , standar definisi , prosedur standar (atau
praktik). Istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan
ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantita, kualita, nilai,
hasil karya yang ada. Dalam arti yang lebih luas maka standar meliputi
spesifikasi baik produk, bahan maupun proses. Tidak boleh tidak standar harus
atau sedapat mungkin diikuti agar supaya kegiatan maupun hasilnya boleh
dikatakan dapat diterima umum oleh penggunaan standar atau ukuran ini adalah
hasil kerja sama pihak-pihak yang berkepentingan dalam industry dimana perusahaan
itu berada
1.a.3 Pemahaman Harmonisasi
Pengertian
harmonisasi adalah suatu upaya dalam mencari keselarasan. Namun, pengertian
harmonisasi dalam akuntansi adalah suatu proses untuk meningkatkan
komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan
seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standart harmonisasi
ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya
banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai Negara. Secara sederhana
pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa suatu negara
tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional.Negara
tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak
bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
1.a.4 Pemahaman Konvergensi
Konvergensi adalah
dua benda atau lebih bertemu/bersatu di suatu titik, pemusatan pandangan mata
ke suatu tempat yang amat dekat. Istilah konvergensi ini bisa dipadukan dengan
kata-kata lainnya, misalnya dalam konteks ini adalah IFRS. Sehingga,
konvergensi ke IFRS berarti penggabungan atau pengintegrasian Standar,
Interpretasi & Kerangka Kerja dlm rangka Penyusunan & Penyajian Laporan
Keuangan yang diadopsi dari IFRS yang
ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan. Istilah
konvergensi secara umum juga merujuk pada kaitannya dengan perkembangan
Akuntansi yang ada diindonesia.
1.b
Ruang Lingkup
PT Garuda Indonesia
(Persero) berdiri berawal pada saat perang tahun 1940-an. Pada waktu itu
maskapai ini dikenal sebagai "Garuda Indonesian Airways." Adapun
proses penyusunan Laporan Keuangan PT. Garuda Airlines (GA) adalah
dengan pengumpulan data dari cabang-cabang GA yang tersebar di dalam dan luar
negri. Karena GA merupakan perusahaan milik negara, saham dan modal pada GA
merupakan milik pemerintah, sehingga Laporan Keuangan yang dibuat oleh GA
dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada Menteri BUMN dan menteri Keuangan.
Alasan awal PT. Garuda
Airlines (GA) karena melakukan pola IFRS adalah tidak adanya ketentuan dalam
PSAK yang mengatur tentang perlakuan akuntansi untuk jasa penerbangan, sehingga
pihak GA merasa perlu menjadikan IFRS sebagai pedoman dalam membuat laporan
keuangan karena pada IFRS terdapat chapter yang mengatur tentang
perlakuan akuntansi untuk jasa penerbangan. Dengan adanya chapter tersebut, GA
merasa lebih mudah dalam membuat laporan keuangan karena ada pedoman yang
jelas.
Adapun dalam pembuatan
laporan keuangan PT. Garuda Airlines (GA) tidak mengadopsi secara keseluruhan
pada pola IFRS. Misalnya dalam pembuattan laporan rekonsiliasi, di GA tidak
mencantumkan adanya rekonsiliasi. Hal itu dikarenakan pola PSAK sudah menyantumkan perlakuan akuntansi
untuk item tersebut sehingga pihak GA merasa tidak perlu lagi menyantumkan rekonsiliasi
tersebut.
Hal lain dalam pembuattan
laporan konsilidasi pihak GA masih menggunakan PSAK No. 4 yaitu penggabungan
laporan entitas terkait dan seluruh transaksi antar entitas, saldo, penghasilan
dan beban eliminasi pada saat eliminasi.
1.c
Kesimpulan
Kesimpulan dari review yang telah dibuat bahwa konsep
yang digunakan PT.
Garuda Airlines (GA) Indonesia dalam pola IFRS adalah konsep
yang mengacu kepada IFRS, dimana GA tetap menggunakan PSAK sebagai pedoman
utama penyusunan laporan keuangan dan menggunakan IFRS sebagai pedoman
alternatif apabila ada rules yang tidak diatur pada PSAK, terutama
perlakuan akuntansi untuk jasa penerbangan.
Demikian review ini saya buat semoga bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Mohon maaf bila masih banyak terdapat
banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan materi dan isi review ini
penuis terima dengan senang hati.
Sumber:
Anjasmoro, Mega. 2010. ““Adopsi International
Financial Report Standard: “Kebutuhan atau Paksaan?” Studi Kasus Pada PT. Garuda
Airlines Indonesia”” Skripsi yang dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro.
http://dharmate.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files
http://dharmate.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files
http://mazda4education.wordpress.com/2013/05/10/jurmal-adopsi-ifrs-ke-psak/
http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/pengertian-standar-akuntansi-keuangan.html?m=1